Selasa, 22 April 2014

Cara Kerja Rompi Anti peluru

PRINSIP KERJA ROMPI ANTI PELURU
Prinsip kerjanya adalah dengan mengurangi sebanyak mungkin lontaran energi kinetik peluru, dengan cara menggunakan lapisan-lapisan kevlar untuk menyerap energi laju tersebut dan memecahnya ke penampang rompi anti peluru yang luas, sehingga energi tersebut tidak cukup lagi untuk membuat peluru dapat menembus rompi anti peluru.
Analoginya seperti laju bola yang dapat ditahan oleh jaring gawang. Jaring gawang terdiri dari rangkaian tali yang saling terhubung satu sama lain. Apabila bola tertangkap oleh jaring gawang, maka energi kinetik bola tersebut akan diserap oleh jaring gawang, yang menyebabkan tali di sekitarnya bertambah panjang dan kemudian tekanan tali akan dialirkan ke tiang gawang.
Dalam menyerap laju energi peluru, kevlar mengalami deformasi yang menekan ke arah dalam, tekanan kedalam ini akan diteruskan sehingga mengenai tubuh pengguna. Batas maksimal penekanan kedalam tidak boleh lebih dari 44 mm. Jika batasan tersebut dilewati, maka pengguna rompi anti peluru akan mengalami luka dalam yang tentunya akan membahayakan keselamatan jiwa.
Anggapan bahwa pemakai rompi anti peluru dapat terhindar sepenuhnya dari cidera yang dihasilkan oleh tembakan adalah salah. Perlu ditekankan sekali lagi, bahwa fungsi utama rompi anti peluru hanyalah untuk menahan peluru. Sehingga peluru tidak sampai masuk ke dalam tubuh pemakai rompi anti peluru.
Tidak jarang akibat tekanan yang ditimbulkan peluru tadi, pemakai rompi anti peluru akan menderita luka memar hingga patah tulang. Tentunya cidera juga tergantung dari jenis rompi anti peluru yang digunakan. Ini menunjukkan bahwa istilah rompi anti peluru ( bullet proof vest) tidaklah tepat, istilah yang benar adalah rompi balistik ( ballistic vest) .

LEVEL ROMPI BALISTIK
Standar rompi balistik yang paling banyak digunakan adalah standar NIJ ( National Institute of Justice) Amerika. Berdasarkan standar ini, rompi balistik dibagi menjadi beberapa tingkatan ( level) , yaitu level I, II-A, II, III-A, III, dan IV. Level I adalah tingkatan yang terendah, rompi balistik hanya dapat menahan peluru yang berkaliber kecil. Lengkapnya lihat gambar di atas. Mulai level III rompi balistik akan dilengkapi dengan lempengan besi, sehingga mampu untuk menahan shotgun.
Dengan menggunakan material yang sekarang, makin tinggi tingkat keamanan yang diberikan, maka akan semakin tebal dan berat rompi balistik yang harus dikenakan. Ini tentunya merupakan kekurangan dari material tersebut. Atas dasar ini, pihak ilmuwan dan militer masih mengembangkan material baru yang lebih ringan dan juga lebih kuat.
Rompi anti-peluru adalah pakaian pelindung untuk meminimalkan cidera karena terkena peluru. Biasanya dipakai oleh personil militer dan polisi dalam tugas-tugas tertentu. Bahan untuk rompi anti-peluru diantaranya logam ( baja atau titanium) , keramik atau jenis polimer yang dapat memberikan perlindungan ekstra terhadap bagian-bagian vital pemakainya.
Rompi ini melindungi pemakainya dengan cara menahan laju peluru. Peluru dihentikan sebelum berpenetrasi ke dalam tubuh. Ketika rompi menahan penetrasi peluru, dorongan dari peluru direduksi dengan menyebarkan momentumnya ke seluruh tubuh. Pemakai tetap akan merasakan energi kinetik dari peluru, hal ini dapat menyebabkan luka memar, bengkak atau luka dalam yang cukup serius.
Salah satu polimer yang dikembangkan sebagai bahan rompi anti-peluru modern adalah kevlar. Kevlar dikenal juga sebagai twaron dan poli-parafenilen tereftalamida, yaitu suatu serat sintetik yang kekuatannya lima kali kekuatan tembaga, dengan berat yang sama.
Kevlar sangat tahan terhadap panas dan terdekomposisi di atas 400 oC tanpa meleleh. Kevlar ditemukan oleh perusahaan DuPont pada awal 1960-an, hasil kerja dari Stephanie Kwolek. Kevlar merupakan merk dagang yang terdaftar oleh E.I. de Pont de Nemours and Company.

Sifat-sifat
Kevlar adalah salah satu tipe aramida, yang terdiri dari rantai panjang polimer dengan orientasi paralel. Aramida sendiri merupakan suatu serat sintetik yang berupa rantai panjang poliamida sintetik dengan paling sedikit 85 persen sambungan amidanya menempel secara langsung pada dua rantai aromatik ( gugus amida dan gugus aromatik berselang-seling) . Kekuatan kevlar diperoleh dari ikatan hidrogen intra-molekuler dan interaksi tumpukan aromatik-aromatik antar lembaran. Interaksi-interaksi ini lebih kuat daripada interaksi Van der Waals yang terdapat dalam polimer-polimer sintetik lain dan serat-serat seperti dyneema ( serat yang terbuat dari rantai polietilena yang sangat panjang, yang tersusun searah) . Keberadaan garam-garam dan impuritis lain, biasanya kalsium, dapat mengganggu interaksi pada lembaran polimer dan harus dihilangkan dalam proses produksi. Kevlar terdiri dari molekul-molekul yang relatif rigid, yang membentuk struktur seperti lembaran-lembaran datar pada protein sutra.
Dari sifat-sifat tersebut diperoleh serat dengan kekuatan mekanik yang tinggi dan tahan terhadap panas.
Kevlar mempunyai gugus-gugus bebas yang dapat membentuk ikatan hidrogen pada bagian luarnya, sehingga dapat mengabsorp air dan mempunyai sifat ‘ basah’ yang baik. Hal ini juga menjadikannya terasa lebih alami dan ‘ lengket’ dibandingkan dengan polimer pada umumnya, seperti polietilen.
Kelemahan utama dari kevlar adalah dapat terdekomposisi pada kondisi basa atau ketika terpapar klorin. Meskipun dapat mendukung tensile stress yang besar, kevlar tidak cukup kuat di bawah tekanan kompresif. Untuk mengatasi masalah ini, kevlar sering digunakan secara bersama dengan bahan yang kuat terhadap tekanan kompresif.
 
Produksi
Kevlar disintesis dari monomer 1, 4-fenildiamin ( para-fenilendiamin) dan tereftaloil klorida. Hasilnya adalah polimer aromatik amida ( aramida) dengan cincin benzena dan gugus amida yang berselang-seling. Dengan langkah produksi ini, diperoleh lembaran polimer yang tergabung secara acak. Untuk membuat kevlar, bahan-bahan dilarutkan dan diaduk, menghasilkan rantai polimer yang berorientasi membentuk serat.
Kevlar berharga mahal karena sulitnya pemakaian asam sulfat pekat dalam produksinya. Kondisi yang ekstrim ini dibutuhkan untuk menjaga ketaklarutan polimer yang tinggi dalam larutan selama sintesis dan pengadukan.
Bahan anti-peluru lain yang dikembangkan setelah kevlar diantaranya DSM’ s Dyneema, Akzo’ s Twaron, Toyobo’ s Zylon ( yang kontroversial, studi terbaru melaporkan, bahan ini terdegradasi dengan cepat sehingga pemakainya tidak terlindungi seperti yang diharapkan) , atau Honeywell’ s GoldFlex – semuanya merupakan merk dagang. Bahan-bahan yang baru ini lebih ringan, tipis, dan lebih tahan dibanding kevlar, namun harganya lebih mahal.

Proses Bagaimana Sebuah Peluru Ditembakkan
Sebelum anda membaca Proses Bagaimana Sebuah Peluru Ditembakkan ini lebih jauh, sebaiknya anda terlebih dahulu memahami bagian-bagian dari peluru. Sebuah peluru terdiri dari beberapa bagian yaitu proyektil peluru ( anak peluru) , selongsong peluru, mesiu, dan primer. Keseluruhan rangkaian ini disebut amunisi. Istilah " peluru " sebenarnya hanya mengacu pada bagian proyektil dari amunisi tersebut, atau anak peluru yang ditembakkan, dan bukan keseluruhan dari amunisi tersebut.
Selongsong peluru adalah benda yang merupakan wadah yang yang membungkus proyektil peluru dan terdiri dari propelan ( biasanya bubuk mesiu) , rim, dan primer. Bubuk mesiu berfungsi sebagai pencetus ledakan yang mendorong proyektil peluru dengan energi kinetik. Selongsong peluru sendiri baru dikenal pada penggunaan amunisi senjata api modern.
Sebuah selongsong yang berisi propelan tanpa menggunakan proyektil peluru disebut peluru hampa atau peluru kosong, di mana saat primer terpukul, hanya akan terdengar suara ledakan tanpa adanya proyektil yang ditembakkan senapan. Peluru hampa umumnya digunakan saat dibutuhkannya suara dan kilatan senjata api, tanpa proyektil yang berbahaya, misalnya untuk latihan militer, dalam pengambilan gambar film, dan pada pistol penanda pada olahraga balap lari. Walaupun tidak berisi anak peluru, peluru hampa tetap berbahaya. Peluru hampa dapat menyebabkan kematian bila ditembakkan ke seseorang pada jarak yang dekat. Pemeran film Brandon Lee dan Jon-Erik Hexum tewas karena senjata api yang menggunakan peluru hampa.
Terdapat satu lagi jenis amunisi khusus lainnya yaitu peluru karet. Peluru karet adalah proyektil yang terbuat dari karet, atau yang dilapisi karet, yang ditembakkan dari senjata api. Peluru karet digunakan sebagai senjata tidak mematikan, namun tetap dapat menembus kulit manusia. Peluru karet tetap dapat menyebabkan kematian apabila digunakan pada jarak dekat atau terkena bagian vital seperti kepala. Peluru karet, bersama dengan peluru plastik, lilin, dan kayu, digunakan pada saat kerusuhan atau unjuk rasa. Pertama kali diperkenalkan oleh pemerintah Amerika Serikat guna menghadang demonstran anti perang Vietnam pada tahun 60-an.

Bagaimana Proses Sebuah Peluru Ditembakkan
Selongsong peluru bersifat kedap udara dan akan mengunci ruang pembakaran amunisi dari segala arah kecuali pada bagian bawah selongsong tersebut.
Ketika pelatuk senapan ditarik, pin pemicu tembakan akan memukul primer dan memicunya.
Percikan api akan terjadi akibat pukulan pin pada primer dan akan membakar gas pada bubuk mesiu.
Gas yang terbakar dari bubuk mesiu mendorong proyektil peluru lepas dari selongsong-nya.
Setelah peluru terlepas, tekanan pada selongsong akan hilang menjadikan selongsong tersebut terlontar keluar dari ruang pembakaran.
Satu dasawarsa terakhir factor keamanan menjadi suatu hal yg sangat didambakan oleh seluruh masyarakat Jakarta.
Jakarta merupakan Kota terpadat dan termajemuk di Indonesia, yang juga merupakan kota yg paling tinggi tingkat kriminalitasnya , mungkin tidak hanya tertinggi di Indonesia , akan tetapi di seluruh Asia tenggara.
Selain tingkat kriminilitas yang tinggi , Jakarta yang merupakan pusat pemerintahan Negara Indonesia , juga merupakan target utama bagi gerakan gerakan teroris , baik teroris lokal maupun internasi-onal guna menggoncang kestabilan keamanan negara maupun guna tujuan- tujuan politik sekala international , yg di tahun tahun terakhir begitu dahsyatnya menggoncang kota Jakarta .
Kasus kedubes filipina, kasus malam Natal 2001 , kasus Hotel Ma-rriot, dan terakhir beberapa saat yg lalu kedubes Australia yang digoncang Bom berkekuatan tinggi yg memporak porandakan gedung sekitarnya yang beradius 500 meter dan merengut nyawa orang-orang yg tak berdosa serta melukai ratusan orang. Belum lagi bom-bom yg sekala kecil yg sering terjadi di tahun belakangan ini. Merupakan bukti bahwa factor keamanan begitu susahnya kita dapatkan.
Begitu juga kriminalitas dijalan, perampokan bersenjata, tajam, kampak, bahkan perampokan dengan senjata api sudah merupakan menu harian koran-koran ibukota.
Terbongkarnya penyelundupan 2 kontainer berbagai tipe Senjata Api pada 12 November 2004 oleh bea cukai Tanjung Priok , salah satu bukti bahwa jakarta juga merupakan target potensial untuk beredarnnya senjata api ilegal, lalu kemanakah beredarnya senjata senjata terse-but maka tidak heran perampokan dan kejahatan bersenjata api telah menjadi trend kejahatan saat ini.
Rasa ketidak aman berkendara di jalanan jakarta tidak hanya oleh faktor kejahatan seperti tersebut diatas saja, akan tetapi sering kali kita terjebak dalam Tawuran anak anak sekolah dan tawuran antar warga, dimana batu batu dan benda keras lainnya bisa sangat mengan-cam keselamatan kita dan keluarga kita yg sedang berada dan ter-jebak ditengah tengah situasi tersebut.Kerja Keras Polisi sebagai benteng kemananan masyarakan selama ini terbukti belum lah cukup, masih saja terjadi hal2 seperti tersebut diatas.
Usaha pengamanan Sendiri adalah hal pencegahan yg paling tepat yg harus dilakukan oleh kita.

Posting Komentar